Rekapitulasi Jurnal dan Cara Melakukannya – Accurate Online
Rekapitulasi Jurnal dan Cara Melakukannya – Accurate Online Sebagian dari Anda pasti sudah sering mendengar tentang rekapitulasi jurnal. Rekapitulasi adalah suatu tahapan yang sangat penting di dalam siklus akuntansi. Tanpa adanya tahap ini, maka proses perekapan tidak bisa berjalan dengan baik. Bila terdapat kesalahan di dalam rekapitulasi, maka jurnal dan juga pembukuan tidak akan bisa dimasukan ke dalam buku besar. Untuk itu, sangat penting sekali untuk melakukan rekapitulasi sesuai aturan dan ketentuan yang berlaku. Lalu, bagaimana cara melakukan rekapitulasi jurnal? Tenang, karena kami sudah merangkum caranya pada artikel di bawah ini. Pengertian Rekapitulasi Jurnal Secara umum, rekapitulasi adalah ringkasan ataupun akhir dari suatu laporan, atau bisa disebut juga sebagai akhir dari perhitungan. Di dalam dunia akuntansi, rekapitulasi jurnal adalah kegiatan akumulasi secara menyeluruh pada setiap kolom debit. Saat proses rekap dilakukan, setiap kesalahan kemungkinan bisa diminimalisir dengan baik. Terlebih lagi saat rekapan tersebut diposting ke dalam buku besar, maka nanti hasilnya akan lebih tertata rapi. Cara ini juga bisa membuat proses pencatatan di dalam buku besar menjadi lebih mudah. Siklus Perencanaan Rekapitulasi jurnal Untuk Anda yang masih awam tentang cara melakukan rekapitulasi jurnal, berikut ini adalah panduan yang bisa coba Anda ikuti: 1. Mencatat Semua Transaksi di Jurnal Umum Tahap pertama yang harus Anda lakukan adalah mencatat transaksi kedalam jurnal umum. Dengan mencatat seluruh transaksi, maka Anda akan lebih mudah dalam melakukan perhitungan. Contohnya saat perusahaan melakukan perbelanjaan dengan menggunakan uang kas untuk keperluan membeli mobil baru, maka kas pun akan secara otomatis berkurang. Pencatatan pun kemudian akan dilakukan, bersamaan dengan memberikan bukti transaksi pada bagian yang berkaitan. Jika perusahaan hanya akan melakukan transaksi pada jumlah yang kecil, maka pencatatan rekapitulasi jurnal pun bisa dilakukan pada jurnal umum. Tapi bila memang jumlahnya banyak, maka harus segera dilakukan pengelompokkan. Pengelompokkan atau klasifikasi ini bisa dilakukan dengan cara membedakan transaksi yang sudah dilakukan. Contohnya seperti transaksi tiap minggu, nominal jumlah dana yang dihabiskan, dan juga kapan transaksi harus dilakukan. 2. Catat di Buku Besar Pembantu Bila sudah selesai, maka Anda bisa melanjutkannya dengan mencatat di buku besar pembantu atau yang lebih dikenal dengan buku besar. Tujuannya adalah agar proses pencatatan bisa dibuat lebih rapi. Dengan menggunakan akun besar, maka proses rekapitulasi jurnal bisa dilakukan dengan melakukan perubahan kredit atau debit. Pencatatan pada akun tertentu seperti piutang maupun utang bisa dijadikan sebagai informasi dasar dalam membuat neraca saldo. Cara melakukan rekap juga akan lebih mudah dengan memanfaatkan aplikasi atau program yang mampu menunjang kegiatan akuntansi. Selain lebih memudahkan kegiatan pencatatan, penyelesaian pun nantinya bisa dilakukan secara mudah. 3. Pembuatan Neraca Saldo Jika seluruh perencanaan saldo telah dilakukan dengan baik, maka selanjutnya Anda bisa menyiapkan saldo percobaan. Seluruh akun dengan saldo debit ini nantinya akan disimpan di bagian kolom kiri, dan saldo kredit akan ditempatkan di sisi kanan. Karena memang menggunakan buku besar dan penunjang, maka rekapitulasi jurnal pun harus dilakukan secara lebih teratur. Biasanya, kegiatan akuntansi bisa dilakukan setiap minggu atau setiap bulan. Anda harus bisa melakukan penyesuaian tergantung dengan perusahaan Anda. 4. Jurnal Penyesuaian Tahap selanjutnya adalah mengisi jurnal penyesuaian. Jurnal ini merupakan entri jurnal yang dibuat di dalam akhir periode saja. Fungsinya adalah untuk melakukan koreksi akun sebelum dibuatnya laporan keuangan. Terdapat tiga entri jurnal penyesuaian, yaitu pembayaran yang dilakukan dimuka, akrual, serta pengeluaran secara non tunai. Seluruh transaksi ini wajib dicatat secara baik oleh akuntan. Setiap entri yang digunakan akan menyesuaikan dengan pengeluaran ataupun pendapatan pada periode yang sebelumnya sudah dipilih. Konsep ini akan lebih mempermudah proses perhitungan saat dilakukan rekapitulasi jurnal. 5. Penyesuaian Neraca Saldo Neraca saldo adalah penyesuaian daftar seluruh akun perusahaan. Neraca ini akan hanya muncul di dalam laporan keuangan bila jurnal sudah dibuat. Terdapat dua cara yang umumnya digunakan untuk membuat neraca saldo, yaitu dengan memposting akun ke saldo setelah dilakukan penyesuaian atau menggunakan saldo percobaan terlebih dulu tanpa dilakukan penyesuaian. Anda harus memasukan akun mana yang akan masuk ke dalam rekapitulasi jurnal, karena hanya akun aktif saja yang masuk ke dalam neraca saldo. Bila akun hanya mempunyai nomor saldo, maka Anda tidak diwajibkan untuk mencatatnya pada neraca saldo. 6. Membuat Laporan Keuangan Selanjutnya adalah dengan membuat laporan keuangan, termasuk di dalam laporan laba rugi, laporan neraca, laporan laba tertahan, laporan arus kas, dan lain sebagainya. Tujuan dari akuntansi keuangan perusahaan adalah menulis setiap siklus akuntansi. Sehingga, bisa kita simpulkan bahwa konsep dalam pelaporan keuangan dan siklus akuntansi adalah hanya fokus pada penyediaan informasi saja. Tapi, informasi yang tersaji harus jelas sesuai dengan fakta lapangan. 7. Membuat Lembar Kerja Akuntansi Lembar kerja akuntansi adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu akuntan dalam membuat rekapitulasi jurnal. Selain itu, lembar kerja akuntansi pun bisa digunakan untuk membuat laporan akhir tahun. Lembar kerja ini berfungsi untuk melacak setiap tahapan di dalam siklus akuntansi. Biasanya, dokumen ini mempunyai lima set kolom yang dimulai dari akun saldo percobaan. Itu artinya, lembar kerja akuntansi adalah lembaran kerja yang menampilkan siklus akuntansi. Setiap langkah dan transaksinya, seperti kredit, debit dan total saldo harus dihitung secara seksama. 8. Membuat Jurnal Penutup Bila seluruh entri telah dimasukkan, berikut dengan seluruh transaksi perusahaan, maka selanjutnya Anda bisa membuat jurnal penutup. Jurnal penutup di dalam rekapitulasi jurnal hanya dibuat bila seluruh akun dihapus secara sementara dan ditransfer ke akun secara permanen. Di dalam bisnis perdagangan, jurnal penutup ini sama seperti menutup buku. Akun sementara yang merupakan akun laporan laba rugi nantinya bisa digunakan untuk kebutuhan melacak kegiatan selama periode waktu tertentu. Lain halnya dengan akun permanen, yang merupakan akun untuk melacak kegiatan dengan daya tahan yang lebih lama, seperti aset tetap perusahaan. 9. Membuat Ringkasan Penghasilan Bagian selanjutnya dalam melakukan rekapitulasi jurnal adalah akun ringkasan penghasilan. Fungsi utamanya adalah untuk menyimpan saldo akun laba rugi, akun pengeluaran, akun pendapatan, dan akun penutupan dari siklus akuntansi. Jadi, akun ringkasan hanyakan pengganti saldo akun pada akhir periode. Saat entri penutupan sudah berhasil dibuat, maka laporan keuangan dan juga kegiatan akuntansi sudah memasuki tahap akhir. 10. Neraca Saldo Tutup Buku Seluruh akun yang sudah selesai dihitung di dalam rekapitulasi jurnal harus diposting ke dalam buku besar. Kegiatan ini seringkali dikenal dengan neraca saldo tutup buku dan sangat identik dengan akun yang terdapat